Selamat Datang di Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia Online

Home Artikel Kesaksian Lain-lain Sekolah Minggu Hubungi Kami

Pada tahun 1986 dengan semangat melayani pekerjaan Tuhan, akhirnya bapak Pdt. Drs. Mulyadi Sulaeman memulai pelayanan di Pulo Kenanga. Pelayanan di daerah dirintis dengan memulai dari persekutuan keluarga, persekutuan berjumlah 7-10 keluarga.

Dengan waktu yang terus berjalan, maka pelayanan yang dimulai dengan persekutuan keluarga akhirnya berubah menjadi jemaat, setelah mengalami perkembangan terus sampai pada pembangunan pastori dan tempat kebaktian di Pulo Kenanga.

Pembangunan ini bukan pembangunan gedung gereja hal ini disebabkan sangat sulit untuk mendapatkan surat izin memdirikan bangunan (IMB) untuk gereja. Pembangunan pastori ini dan tempat kebaktian berlangsung dari tahun 1992 sampai tahun 1995. Pembangunan pastori dan tempat kebaktian akhirnya selaesai pada tahun 1995, setelah selesai maka pada tahun itu juga diadakan peresmian penggunaan bangunan ini sebagai pastori dan tempat kebaktian oleh Pimpinan Pusat GSPDI.

Tapi seluruh kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena pada hari itu juga masyarakat yang ada di sekitar gereja mengadakan resolusi untuk ditutup sebagai tempat kebaktian dengan alasan bahwa penggunaan sebagai tempat kebaktian tidak mendapatkan izin  baik dari pemerintah maupun dari warga setempat.

Berhubung dengan adanya resolusi dari warga masyarakat ini, maka dengan pertolongan Tuhan, pada bulan Mei 1995 itu juga kebaktian pelayanan dipindahkan di salah satu gedung swalayan di Permata Hijau bertempat di lantai III, seluruh kegiatan pelayanan dipusatkan di tempat yang baru ini.

Dalam beberapa waktu kemudian terjadi peralihan hak kepemilikan gedung dari pihak swalayan Permata Hijau berpindah ke pihak lain. Dari perpindahan kepemilikan ini terjadi pula perpindahan tempat kebaktian dan kegiatan pelayanan dari lantai III ke lantai IV.

Peristiwa 14-15 Mei 1998 yang dikenal dengan Peristiwa Mei Kelabu yang mengakibatkan kota Jakarta mengalami kelumpuhan pada saat itu, terjadi pembakaran, penjarahan bahkan pemerkosaan, sungguh suatu tragedi yang tak terlupakan bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Jakarta. Dengan peristiwa ini pula telah mempermalukan muka bangsa Indonesia di mata Internasional di mana selama ini bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang berbudaya dan beragama, hal ini cukup merupakan hal yang ironis dalam masyarakat Indonesia.

Peristiwa Mei Kelabu ini, merupakan peristiwa yang tak terlupakan bagi jemaat Tuhan yang tinggal di kota Jakarta, khususnya Jemaat GSPDI Filadelfia Pulo Kenanga - Permata Hijau, di mana dalam peristiwa ini, seluruh peralatan musik gereja antara lain : gitar listrik, mixer, speaker, keyboard, drum band, piring dan perlatan lain diambil oleh massa. Kerugian yang serupa dialami oleh pihak swalayan, seluruh persediaan barang-barang diambil oleh para penjarah.

Dengan kejadian ini, iman jemaat tidak mengalami kemunduran, mereka tidak gentar untuk berbakti kepada Tuhan, jemaat dengan setia berdoa dan beribadah kepada Tuhan di saat pencobaan ini terjadi. Dalam peristiwa ini jemaat sempat berpindah-pindah tempat kebaktian ke GSPDI Jemaat Kota, namun keadaan ini tidak berlangsung lama, kebaktian akhirnya dipusatrkan di sebuah hotel di daerah Bintang Mas untuk sementara waktu, yaitu dari bulan Mei 1998 sampai akhir bulan September 1998.

Setelah keadaan kota Jakarta berangsur-angsur pulih kembali dan renovasi gedung swalayan selesai, maka kegiatan pelayanan dipusatkan kembali seperti semula di lanatai IV swalayan di Permata Hijau.

Diawali dengan kerinduan yang begitu besar dari gembala sidang, Bp. Mulyadi Sulaeman untuk mengembalakan ladang pelayanan Tuhan, maka pada bulan Juli 1999 dilaksanakan SOM (Sekolah Orientasi Melayani) angkatan I dengan dukungan penuh dari para majelis jemaat, SOM ini berlangsung selama 3 bulan yaitu dari bulan Juli sampai Oktober 1999. Tujuan pelaksanaan SOM ini adalah untuk mempersiapkan dan membekali jemaat untuk menjadi jemaat yang misioner yang bisa mendalami Firman Tuhan serta bisa melayani dan mengembangkan amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20

Pada tanggal 3 Januari 2000, swalayan tempat ibadah terbakar sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai tempat kebaktian. Dan kebaktianpun berpindah lagi ke sebuah hotel di kawasan Slipi. Akhirnya kebaktian berpindah lagi ke gedung Manggala Wana Bakti Ruang Rimbawan III sampai sekarang ini.

Dari rentetan kejadian di atas, berarti GSPDI Filadelfia Jemaat Pulo Kenanga - Permata Hiajau telah berpindah gedung ibadah sebanyak 6 kali dalam kurun waktu 5 tahun, yaitu Pulo Kenanga - Permata Hijau - Pita Giri - Permata Hijau - Hotel Ibis - Manggala Wana Bakti. Tetapi yang ajaib dalam perpindahan kebaktian tersebut tidak sekalipun terputus dalam melaksanakan kebaktian dari minggu ke minggu. Hal ini hanya karena pertolongan Tuhan Yesus, Puji Tuhan.

*) Disarikan dari Suara Filadelfia Edisi Special Desember '00

Kembali Ke Atas

Copyright © 2002 - Uhawan Lemuel